Skip to main content

Mass Media Demi Kemajuan Bangsa

Mass Media Ramah dan Ilmiah Versus Pseudoinformasi
Oleh: Shabahul Badri

      Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai para pahlawannya, demikian Bung Karno mengingatkan. Bahasa yang sepintas telah menampakkan integritas, karakter dan cara panghargaan founding father negeri ini. Di dalamnya tercakup harga diri bangsa zamannya dan cita-cita di masa depan.
            Penumbuhan karakter bangsa ini perlu bersinergi dengan semangat menghargai dan cara pandang (wawasan). Wawasan hari ini seyogyanya mencerminkan konteks kekinian dan masa depan. Disana terdapat pembagian peran para eksekutor yang bergelimang dalam profesi keilmuwan masing-masing. Seorang penyiar televisi atau radio tentulah pemberi informasi. Seorang pelayan publik tentulah bersentuhan dengan ranah kebijakan publik, seorang pendidik tentulah sebagai seorang pentransfer ilmu. Sedangkan seorang ilmuwan Ilmu Alam sudah dipastikan berkutat dengan laboratorium dan penemuannya. Semua aktivitas itu akan bermuara pada keinginan untuk maju. Tetapi hal ini bukannya tanpa syarat. Secara umum, syarat keberhasilan profesi adalah penguasaan terhadap profesi (profesionalisme dan integritas) dan daya dukung terhadap profesi. Profesionalisme dan integritas adalah faktor internal pelaku profesi. Sedangkan daya dukung adalah faktor eksternal yang ikut menjamin kelangsungan dan kualitas pelaksanaan profesi. Pada titik inilah mesti terjadi sinergisitas antara keduanya. 
       Dalam ranah kehidupan modern, sinergisitas ini akan bertemu pada satu kata- informasi. Benar, informasilah yang menjadi soal. Informasilah yang ikut mengenalkan, membahasakan, membesarkan ataupun mengecilkan kemajuan ataupun kegagalan. Timbul pertanyaan, seberapa besar tema kemajuan mendapat tempat dalam dunia informasi. Adakah media informasi hari ini telah memperbesar arti intelektual dan moral. Adakah media informasi kita hari ini ditempati dan didominasi oleh berita sains. Adakah informasi saat ini di negara kita sanggup menyelamatkan arah berfikir anak-anak negeri ini. Adakah dunia informasi di media kita hari ini sudah mrefleksikan etika dan karakter orang timur yang yang ramah dan egalitarian. Adakah informasi hari ini telah menggambarkan kepribadian dan perjuangan bangsa kita dengan cara  pandang tokoh seperti Bung Karno, Syahrir ataupun Tan Malaka. Kita pelu menjawabnya dengan jujur dan penuh pengharapan. 
Yang jelas, dunia informasi akan melahirkan pengaruh positif maupun  negatif, tergantung apa yang diinformasikan dan kepada siapa diinformasikan. Kebanyakan media informasi hari ini lebih membuahkan efek konsumtif, jalan pintas bahkan tindakan asusila yang mendapat akses lebih tinggi, untuk tidak mengatakan mendominasi pemberitaan. Media elektronik sebaiknya perlu mengedepan gagasan-gagasan baru dalam program hariannya untuk mengangkat keberhasilan-keberhasilan bangsa dalam pembangunan sehingga memiliki tempat yang baik pada khalayak. Kemenangan anak-anak indonesia dalam olimpiade sains, keberhasilan mahasiswa ITS dalam kejuaraan mobil hemat energi energi se-Asia untuk kategori perkotaan pada tahun 2010 ataupun kiprah para ilmuwan indonesia yang mendapat fasilitas cukup di luar negeri adalah beberapa contoh keberhasilan bangsa kita. Kretivitas intelektual kampus perlu mendapat tempat terhormat dalam promosi dan pemberitaan. Menempatkan keberhasilan pada tangga informasi tertinggi setidaknya dapat memicu karya-karya positif sekaligus mendorong ke arah kemajuan. Apa yang diwanti-wanti oleh Bung Karno bahwa bangsa kita bermental inlander (tidak siap untuk maju) diharapkan berhenti sampai disini. Persoalan pencitraan ada pada bab tersendiri. Akan tetapi, kita perlu sepakat bahwa pencitraan keberhasilan, kerja keras dan bukti etos kerja pasti akan berefek positif kepada arah gerak dan pola pikir suatu bangsa. 
           Informasi edukatif mestilah mampu menggantikan pseudoinformasi (informasi semu) yang masih kurang untuk tidak mengatakan jauh dari nilai edukatif. Karya-karya positif bila divisualisasikan dengan baik diharapkan dapat menghasilkan nilai-nilai dan semangat kepahlawanan seperti pernytaan Bung Karno mengenai bangsa yang besar. Dengan ini momentum kemajuan bangsa kita dari berbagai aspek hanya tinggal menunggu waktu, sebagai sinergisitas bahasan keberhasilan dan media informasi. Era globalisasi sarat dengan dunia informasi dan pencitraan. Akan tetapi, apa yang diinformasikan dan efek apa yang akan dilihat sebenarnya jauh  lebih penting untuk dipertimbangkan. 

Comments